Rabu, 17 Desember 2008

Bersih Dam Bagong

Masih dalam bulan Selo penanggalan Jawa, setiap hari Jum'at Kliwon para petani dari 11 desa di Kecamatan Trenggalek dan Pogalan yang sawahnya mendapat pengairan dari Dam Bagong melaksanakan Upacara Bersih Dam Bagong. Selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara tersebut juga untuk memperingati jasa pemrakarsa pembangunan Dam Bagong, yakni Menak Sopal.
Dikisahkan pada pertengahan abad XVI, Menak Sopal sangat prihatin melihat sawah para petani selalu kekeringan dan gagal panen. Lalu Beliau mengajak masyarakat menaikan air Kali Bagong dengan membuat Dam. Namun, kerja keras tersebut selalu gagal. Setiap begitu selesai dikerjakan, Dam tersebut runtuh.
Dari wangsit yang diperoleh, Dam harus diberi tumbal Gajah Putih. Dengan berbagai upaya, Gajah Putih berhasil diperoleh Menak Sopal dan dijadikan tumbal Dam tersebut.
Sekarang, dalam setiap peringatan Bersih Dam Bagong dikorbankan seekor kerbau sebagai pengganti Gajah Putih. Setelah disembelih, kepala dan daging kerbau tersebut dilempar ke "Kedung Kali Bagong" dan masyarakat beramai-ramai menceburkan diri ke sungai untuk berebut kepala dan daging tersebut. Acara ini dilanjutkan dengan Ruwatan Wayang Kulit dengan cerita Udan Mintoyo serta ziarah ke makam Menak Sopal yang biasa dikunjungi peziarah setiap hari Jum'at Kliwon.
DAM BAGONG, Dam Sungai Bagong yang berfungsi untuk irigasi sawah di Kecamatan Trenggalek dan Pogalan.


BERSIH DAM BAGONG, Warga di sekitar Dam Bagong menyaksikan daging dan kepala kerbau kurban yang dilemparkan ke dam untuk diperebutkan oleh masyarakat sekitar.


MAKAM MENAK SOPAL, Area sekitar makam ini menjadi pusat pelaksanaan puncak acara Bersih Dam Bagong.


RUWATAN, Ruwatan sebagai rangkaian kegiatan Bersih Dam Bagong yang diselenggarakan di sekitar area makam Menak Sopal.

























Kesenian Jaranan Turonggo Yakso
Kesenian ini merupakan kesenian khas Kabupaten Trenggalek yang penciptaannya diilhami oleh pengalaman masyarakat setempat. Tidak seperti jaranan yang banyak terdapat di daerah lain, Turonggo Yakso menggunakan kuda kepang yang terbuat dari kulit sapi/kerbau dan berkepala raksasa berambut tebal. Gerak tari dan gendhing pengiringnya sangat dinamis dan energik.
Konon, Turonggo Yakso menggambarkan kemenangan warga desa dalam mengusir mara bahaya yang menimpa desanya (digambarkan sebagai raksasa).


TURONGGO YAKSO, Kesenian khas Trenggalek yang digali dari kebudayaan asli masyarakat Trenggalek


GERAKAN TURONGGO YAKSO, Tari Turonggo Yakso memiliki gerakan yang sangat dinamis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar